Belajar itu tidak mengenal usia

Belajar itu tidak mengenal usia
Belajar itu tidak mengenal usia

Senin, 16 Desember 2013

Laporan Praktikum Struktur Hewan



LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN VERTEBRATA
“AMPHIBI”
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA
Classis Amphibia “Memahami Struktur Dasar Tubuh katak sawah (Rana cancrivora)”
Senin, 2 Desember 2013
Diajukan untuk memenuhi tugas praktikum Mata kuliah Zoologi Vertebrata yang diampu oleh Meutia Sandra ,Ssi,MSc


Disusun oleh:
Nama : Delma Sunita
NPM : 126510361
Prody : Pendidikan Biologi
Kelas : D Biologi


LABORATORIUM PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang 
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di air dan di darat, pada umumnya amphibi mempunyai siklus hidup awal diperairan dan siklus kedua di daratan. Pada masa berudu amphibi hidup di perairan. Pada pase ini berudu bergerak dengan ekor. Pada fase dewasa hidup didarat dan bernafas dengan paru-paru dan fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaam menghilang. Amphibi mempunyai kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang dengan baik. Pada mata terdapat membran nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna, pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab/ perekat, walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari perairan kedaratan,misalnya anggota plethodontidae, tetap tinggal di perairan dan tidak menjadi dewasa, selama hidup tetap dalam fase berudubernafas dengan insang dan berkemabang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali keair untuk berkembang biak, tetapi ada juga yang hidup didarat selama hidupnya pada kelompok ini tidak terdapat setadium larva dalam air.
 B. Tujuan 
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah: 
1. Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Rana cancrivora (Katak sawah)
2. Agar dapat mengidentifikasi alat-alat visceral Rana cancrivora (Katak sawah)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

            Menurut Anonimus (2011) Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di air dan di darat, pada umumnya amphibi mempunyai siklus hidup awal diperairan dan siklus kedua di daratan.
Menurut Harminto (2001: 112) Pada masa berudu amphibi hidup di perairan. Pada fase ini berudu bergerak dengan ekor. Pada fase dewasa hidup didarat dan bernafas dengan paru-paru dan fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaam menghilang, pada anura tidak di temukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. 
            Menurut Brotowidjoyo (1985:114) Ampibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk kedalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal. 
   Warna katak bermacam-macam dengan pola yang berlainan. Hal ini disebabkan karena adanya pigmen dalam dermis, yaitu :
1.      Melanopora, berupa warna pigmen yang dapat menyebabkan warna hitam atau coklat.
2.      Lipopora berupa warna pigmen yang menyebabkan warna merah kuning.
3.     Gaunopora berupa warna pigmen yang menyebabkan warna biru hijau
Reproduksi amphibi berlangsung dengan perkawinan eksternal.
Tubuhnya mempunyai sistem urogenital, artinya saluran kelamin dan saluran ekskresi bergabung menjadi satu dalam kloaka.
Amphibi dibagi menjadi 3 ordo :
1.            Stegoephalia
Memiliki tulang tengkorak dan tulang pipi. Kebanyakan sudah punah dan menjadi fosil. Stegoephalia yang masih hidup sampai sekarang yaitu Ichtyopsis (bentuk seperti cacing tanpa kaki)
2.            Caudata
Tubuhnya dapat dibedakan antara kepala, leher dan ekor. Contohnya Cytobranchiadae (salamander yang masih hidup di sungai); Hynobidae (salamander yang hidup di daratan Asia); Megalobratrachus maximus (salamander yang biasa dimakan di Jepang)
3.            Tubuh terdiri atas kepala dan leher yang menyatu. Sering tidak berleher, tidak berekor.
4.            Anggota gerak belakang (kaki belakang) lebih besar dibandingkan dengan kaki depan. Contoh Rana (katak), katak pohon (Polypedatidae), kintel (Microhylidae), katak besar (Bufomarmus).
Katak menyebar luas mulai dari India, Republik Rakyat Cina selatan, Indochina sampai ke Indonesia bagian barat. Di Indonesia, dengan menumpang pergerakan manusia, hewan amfibi ini dengan cepat menyebar (menginvasi) dari pulau ke pulau. Kini bangkong kolong juga telah ditemui di Bali, Lombok, Sulawesi dan Papua barat.
Katak sawah berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar. Bangkong jantan panjangnya (dari moncong ke anus) 55-80 mm, betina 65-85 mm. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari atas moncong; melewati atas, depan dan belakang mata; hingga di atas timpanum (gendang telinga). Gigir ini biasanya berwarna kehitaman. Sepasang kelenjar parotoid (kelenjar racun) yang besar panjang terdapat di atas tengkuk.
Bagian punggung bervariasi warnanya antara coklat abu-abu gelap, kekuningan, kemerahan, sampai kehitaman. Ada pula yang dengan warna dasar kuning kecoklatan atau hitam keabu-abuan. Terdapat bintil-bintil kasar di punggung dengan ujung kehitaman.
Sisi bawah tubuh putih keabu-abuan, berbintil-bintil agak kasar. Telapak tangan dan kaki dengan warna hitam atau kehitaman; tanpa selaput renang, atau kaki dengan selaput renang yang sangat pendek. Hewan jantan umumnya dengan dagu kusam kemerahan.

BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Alat Dan Bahan Alat :
            Alat :                                                   Bahan :
            Alat bedah lengkap                             Katak Sawah (Rana cancrivora)        
            Steroform                                            Alkohol 70 %
            Kertas Label
            Jarum Pentul
            Alat Tulis
            Jarum Suntik
            Kamera
            Sarung Tangan
            Masker dan Tissu
B. Cara Kerja Acara 
1.      Katak di bius dengan menggunakan eter atau cheloroform.
2.      Katak di terlentangkan pada pnggungnya, pada bagian medial, kulitnya di gunting mulai dari ujujng posterior sampai ujung anterior, dan juga ke arah lateral menuju anggota tubuh.
3.      Selama membuka kulit tersebut perhatikan bahwa kulit tidak seluruhnya menmpel pada otot daging di bagian bawahnya, melainkan pada beberapa tempat saja, sehingga membentuk ruang-ruang (kantung-kantung) diantara kulit dan otot daging yang disebut sacci.
4.      Perhatian musculi dibagian ventral.
5.      Otot daging dibuka, dengan cara menggunting ( menyayat ) dibagian kiri dan kanan linea alba ( digaris medial ) mulai dari ujung posterior sampai kebatas caput ( kepala ). Pada waktu menyayat harus hati-hati karena tepat dibawah linea alba terdapat vena abdominalis.

C.Pembahasan
Kingdom         : Animalia
Sub-Filum       : Chordata
Classis             : Amphibia
Ordo                : Anura
Sub-ordo         : Phaneroglossa
Famili              : Ranidae
Genus              : Rana
Species            : Rana cancrivora
            Kelas Amphibia umumnya hidup di dua tempat, yaitu darat dan air selama metamorfosisnya. Sebagian besar Amphibia memiliki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu : - Berkulit licin tidak bersisik, - Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, - Fertilisasi secara eksternal di air tau tempat lembab, - Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang. Tidak semua jenis Amphibia hidup di dua tempat kehidupan.Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan ada yang hanya di darat.Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis.Amphibia terdiri dari tiga ordo, yaitu Anura, Urodela, dan Apoda. 
            Anura Anura memiliki ciri tidak berekor saat dewasa. Kaki belakangnya yang lebih panjang daripada kaki depan digunakan untuk melompat. Lidahnya besar, lengket, dan dapat dijulurkan untuk menangkap mangsanya. Bagi yang jantan memiliki kantong udara di kerongkongannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin. Contoh hewan ini adalah katak hijau (Rana signata), katak pohon (Rachoporus sp.) dan kodok atau bangkong (Bufo sp). Urodela Urodela merupakan kelompok amphibia yang memiliki ekor saat larva, muda dan dewasa.Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depat yang sama ukurannya dengan kaki belakang. Beberapa jenis ini hidup di air dan ada yang di darat. Hewan yang tegolong kelompok ini adalah salamander. Apoda Apoda yang disebut juga sesilian merupakan amphibia tak berkaki. Bentuk tubuhnya seperti cacing tanah atau belut. Larva sesilian sangat menyerupai sesilian dewasa.
           Sesilian hidup terutama bersarang dalam lubang di tanah. Katak adalah, hewan melata dengan makanan utama serangga-serangga kecil dengan ciri-ciri: • Tubuh langsing • Kulit basah (lembab), tipis, dan halus • Kaki panjang, sehingga dapat membuat lompatan yang jauh • Biasanya hidup di daerah basah atau berair • Contoh katak: Rana esculenta, Rana tigrina. Katak ini banyak sekali hidup di sawah-sawah daerah bersuhu tropis, hutan dan daerah-daerah gambut. Dan katak ini mempunyai banyak sekali jenis-jenisnya yang memang terkadang warna dan bentuknya amat lucu, sehingga banyak yang dijadikan sebagai koleksi. Family Ranidae ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang. Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya. 
                   Sacral diapophysis gilig (Berry, P.Y. 1975). Katak adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian belakang disebut ujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek. Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). 
                  Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
a. Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
b. Esofagus; berupa saluran pendek,
c. Ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagusdanlubangkeluarmenujuusus,
d. Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
e. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
f. Kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
g. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus.
h. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
i. Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum. 

BAB IV HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, penulis mendapatkan data hasil pengamatan dari bedah katak sawah. Adapun hasil pengamatan ini ditulis dengan bentuk deskripsi seperti brikut ini : 


Morfologi Katak Sawah                                          Anatomi Katak Sawah
                
Add caption
Add caption
 

Sistem Rangka katak sawah
 











BAB V KESIMPULAN

Katak mempunyai sepasang alat gerak yang digunakan untuk berenang, berjalan dan meompat. Extremitas anterior lebih pendek . terdiri atas empat jari. Sedangkan pada extremitas psterior lebih panjang dan besar. Terdiri atas lima buah jari. Juga terdapat membran renang yang berfungsi untuk membantu berenang di dalam air.
Sistem siekulasi pada katak berbeda dengan pisces karena cor pada katak sudah terbagi menjadi 3 ruangan, yaitu 2 atrium dan 1 ventrkel. Sistem respiras pada katak dewasa bernapas dengan menggunkan paru-paru dan kulit, sedangkan pada saat masih dalam bentuk kecebong menggunakan insang.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2011. Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup. (onlie) http: //www. Edukasi. Net. diakses pada hari selasa tanggal 1 November 2011, pukul 13.00. 
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : Fakultas MIPA Universitas Negri
Yogyakarta.
Syamsuri, Iskandar.2004. Biologi 2A untuk SMA kelas XI semester 1.Jakarta; Erlangga
Harminto, Sundowo, Dkk. 2001. Biologi Umum. Jakarta. Universitas Terbuka Radio,Poetra.1985. Zoology . Jakarta :Erlangga .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar